A.
KARATERISTIK
PESISIR
Karakteristik dari ekosistem pesisir
adalah mempunyai beberapa jumlah ekosistem yang berada di daerah pesisir.
Contoh ekosistem lain yang ikut kedalam wilayah ekosistem pesisir adalah
ekosistem mangrove, ekosistem lamun ( seagrass ), dan ekosistem terumbu karang.
Dari ekosistem pesisir ini, masing masing ekosistem mempunyai sifat- sifat dan
karakteristik yang berbeda beda.
Berikut merupakan penjelasan dari ekosistem pesisir dan faktor pendukungnya :
1. Pasang Surut
Daerah yang terkena pasang surut itu
brmacam – macam antara lain gisik, rataan pasang surut. Lumpur pasang surut,
rawa payau, delta, rawa mangrove, dan padang rumput (sea grass beds). Rataan
pasut adalah suatu mintakat pesisir yang pembentukannya beraneka, tetapi
umumnya halus, pada rataan pasut umumnya terdapat pola sungai yang saling
berhubungan dan sungai utamanya halus, dan masih labil. Artinya Lumpur tersebut
dapat cepat berubah apabila terkena arus pasang. Pada umumnya rataan pasut
telah bervegetasi tetapi belum terlalu rapat, sedangkan lumpur pasut belum
bervegetasi.
2. Estuaria
Menurut kamus (Oxford) eustaria
adalah muara pasang surut dari sungai yang besar. Batasan yang umum digunakan
saat sekarang, eustaria adalah suatu tubuh perairan pantai yang semi tertutup,
yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan didalamnya ait laut
terencerkan oleh air tawar yang berasal dari drainase daratan. Eustaria
biasanya sebagai pusat permukiman berbagai kehidupan. Fungsi dari eustaria
cukup banyak antara lain : merupakan daerah mencari ikan, tempat pembuangan
limbah, jalur transportasi, sumber keperluan air untuk berbagai industri dan
tempat rekreasi.
3. Hutan Mangrove
Hutan mangrove dapat diketemukan
pada daerah yang berlumpur seperti pada rataan pusat, Lumpur pasut dan
eustaria, pada mintakat litoral. Agihannya terutama di daerah tropis dan
subtropis, hutan mangrove kaya tumbuhan yang hidup bermacam – macam, terdiri
dari pohon dan semak yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Species mangrove
cukup banyak 20 – 40 pada suatu area dan pada umumnya dapat tumbuh pada air
payau dan air tawar. Fungsi dari mangrove antara lain sebagai perangkap sedimen
dan mengurangi abrasi.
4. Padang Lamun (Sea Grass Beds)
Padang lamun cukup baik pada
perairan dangkal atau eustaria apabila sinar matahari cukup banyak. Habitanya
berada terutama pada laut dangkal. Pertumbuhannya cepat kurang lebih 1.300 –
3.000 gr berat kering/m2/th. Padang lamun ini mempunya habitat dimana tempatnya
bersuhu tropis atau subtropics.
Ciri binatang yang hidup di padang
lamun antara lain:
ü Yang hidup di
daun lamun
ü Yang makan
akar canopy daun
ü Yang
bergerak di bawah canopy daun
ü Yang
berlindung di daerah padang lamun
Berikut beberapa pandangan Karakteristik
Pesisir menurut beberapa ahli :
I.
Menurut
Depaertemen Pemukiman
Karakteristik
wilayah pesisir menurut Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2001) ialah
sebagai berikut :
1)Terdiri
dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goods and
services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries),
2)Sebagai
backbone dari kegiatan ekonomi nasional,
3)Adanya
kompetisi antara berbagai kepentingan,
4)Merupakan
wilayah strategis, didasarkan atas fakta, antara lain :
a. Penyebaran penduduk terbesar (cikal
bakal urbanisasi),
b. Garis pantai Indonesia 81.000 km pada
17.508 pulau (terbanyak di dunia),
c. Sumber daya masa depan (future
resources) akibat ketersediaan wilayah darat yang semakin terbatas, dan
d. Wilayah pertahanan dan keamanan
(perbatasan).
II.
Menurut
Jan C. Post dan Carl G. Lundin
Karakteristik
khusus dari wilayah pesisir menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin (1996) ialah
sebagai berikut :
- Suatu wilayah yang dinamis dengan seringkali terjadi perubahan sifat biologis, kimiawi, dan geologis,
- Mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas yang tinggi yang memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota laut,
- Ciri-ciri khusus wilayah pesisir—seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai dan bukit pasir—sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir, dan erosi,
- Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat (sebagai contoh: tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan-bahan makanan, endapan, dan limbah buangan),
B.
KARATERISTIK
MINERAL
Dalam
suatu mineral ada beberapa macam karakteristik, diantaranya adalah :
I. Warna
Warna
dari mineral adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang.
Untuk mineral yang berwarna terang mungkin dipengaruhi oleh pengoloran,
Adakalanya memperhatikan warna yang berangsur atau berubah. Jadi dalam hal ini,
biasanya lebih bersifat umum dari pada sebagai petunjuk yang spesifik.
II. Kilap
Refleksi dan
kilap suatu mineral
sangat penting untuk
diketahui. Beberapa kilap biasanya
dipergunakan adalah Gejala
ini terjadi apabila
pada mineral di
jatuhkan cahaya sebagai berikut :
Ø Kilap Logam
Kilap
yang dihasilkan dari
mineral-mineral logam seperti : kalkopirit, besi dan
platina.
Ø Kilap Sub
logam
Kilap
yang dihasilkan dari
mineral hasil alterasi
sebelumnya, seperti ilmenit, mangan
dan pyrite.
Ø Kilap Intan
Kilap
sangat cemerlang seperti
pada intan pertama.
Ø Kilap Kaca (Vitreous)
Kilap seperti pada pecahan kaca atau kuarsa.
Ø Kilap Damar (Resineous)
Kilap seperti damar, misalnya monasit.
Ø Kilap Lemak (Greasy)
Kilap seperti lemak, seakan - akan terlapis oleh
lemak, misalnya nefelin.
Ø Kilap Mutiara (Pearly)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang
- bidang belah dasar mineral.
Ø Kilap Sutera (Silky)
Kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral
- mineral yang menyerap.
Ø Kilap tanah (Earthy) atau kilap
Guram (Dull)
Biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kempal,
misalnya bauksit.
III. Kekerasan
Kekerasan
adalah suatu sifat yang ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atom. Kekerasan
adalah ukuran daya tahan suatu permukaan rata terhadap goresan. Jika suatu
mineral dapat digores oleh mineral lain, maka yang belakangan ini dikatakan
lebih keras dari mineral yang dapat digores tadi.
Kekerasan
relatif telah dipergunakan dalam penentuan mineral sejak masa permulaan adanya
mineralogi sistematik. Mosh (1822), telah mengadakan suatu penentuan mineral
secara kualitatif berdasarkan kekerasan
mineral. Ia menentukan suatu skala relatif sebagai berikut :
Setiap
skala Mosh yang lebih tinggi dapat menggores mineral - mineral dengan skala
Mosh yang lebih rendah. Berdasarkan penentuan skala kualitatif dari kekerasan ternyata interval - interval
pada skala Mosh hampir bersamaan, kecuali interval - interval antara 9 dan 10.
Untuk pengukuran kekerasan ini
dapat kita pergunakan alat - alat yang sederhana, seperti kuku tangan, pisau
baja, pecahan kaca dan lain - lain.
Disebabkan
oleh struktur kristal yang berbeda - beda pada berbagai arah, maka kekerasan
mineral dapat pula berubah - ubah menurut arah kristalografinya.
IV. Belahan
Belahan
adalah kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata,
halus dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan.
Belahan
dapat dibagi menjadi :
1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage) :
ada bidang belahan dan mudah dibelah.
Contohnya : Muscovite dan Biotit.
Contohnya : Muscovite dan Biotit.
2. Belahan Baik (Good Cleavage) : ada
bidang belahan tetapi tidak mudah dibelah.
Contohnya : Calcite, Ortoklas dan Gypsum.
Contohnya : Calcite, Ortoklas dan Gypsum.
3. Belahan Tidak Jelas (Indistinc Cleavage)
: bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada bidang belahannya.
Contohnya : Plagioklas.
Contohnya : Plagioklas.
4. Belahan Tidak Menentu : tidak ada bidang
belahan.
Contohnya : Kuarsa, Opal dan Kalsedon.
Contohnya : Kuarsa, Opal dan Kalsedon.
V. Pecahan
Pecahan
adalah kenampakan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata, tidak
halus, tidak licin dan tidak teratur. Pecahan mineral dapat dibedakan menjadi
5, yaitu :
1) Pecahan Konkoidal (Conchoidal Fracture) : memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contohnya : Kuarsa.
2) Pecahan Berserat (Spilintery / Fibreous Fracture) : menujukan gejala seperti serat atau daging. Contohnya : Serpentine, Asbes dan Augit.
3) Pecahan Tidak Rata (Uneven Fracture) : menujukan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. Contohnya : Garnet.
4) Pecahan Rata (Even Fracture) : Permukaan rata dan cukup luas dan cukup halus. Contohnya : Mineral Lempung (Bentonit dan Kaolin).
5) Pecahan Runcing (Hackly Fracture) : permukaanya tidak teratur, kasar dan ujungnya runcing - runcing. Contohnya : mineral kelompok logam native element, seperti emas dan tembaga.
1) Pecahan Konkoidal (Conchoidal Fracture) : memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit kerang atau botol yang dipecah. Contohnya : Kuarsa.
2) Pecahan Berserat (Spilintery / Fibreous Fracture) : menujukan gejala seperti serat atau daging. Contohnya : Serpentine, Asbes dan Augit.
3) Pecahan Tidak Rata (Uneven Fracture) : menujukan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. Contohnya : Garnet.
4) Pecahan Rata (Even Fracture) : Permukaan rata dan cukup luas dan cukup halus. Contohnya : Mineral Lempung (Bentonit dan Kaolin).
5) Pecahan Runcing (Hackly Fracture) : permukaanya tidak teratur, kasar dan ujungnya runcing - runcing. Contohnya : mineral kelompok logam native element, seperti emas dan tembaga.
VI. Streak/Cerat
Streak
atau cerat adalah warna dari mineral ketika dalam keadaan bubuk. Hal ini dapat
dilakukan uji coba dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan porselen
atau keramik. Dapat pula menumbuknya tetapi hal ini jarang dilakukan karena
akan membuat mineral menjadi hancur.
C. KARAKTERISTIK AIR
Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan
jumlah sekitar 1.368 juta km3 (Angel
dan Wolseley, 1992). Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es,
cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground
water), dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan
dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung
secara kontinu.
Sifat Air
Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak
dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut (Dugan,
1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992).
1. Suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0o C (32o F) – 100oC, air berwujud cair. Suhu 0o C adalah titik beku (freezing point) dan suhu 100o C adalah titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60% - 90% bagian sel makhluk hidup adalah air (Pecl, 1990).
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas atau dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.
3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu factor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.
4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter (Tebbut, 1992). Sifat ini memungkinkan unsure hara (nutrien) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.
5. Air memiliki tegangan permukaan tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya system kapiler, yaitu kemampuan utnuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya system kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrient dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap di permukaan air.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang saat membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organism akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3terjadi pada suhu 3,95o C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95o C, densitas air lebih kecil dari satu (Moss, 1993; Tebbut, 1992).
1. Suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0o C (32o F) – 100oC, air berwujud cair. Suhu 0o C adalah titik beku (freezing point) dan suhu 100o C adalah titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60% - 90% bagian sel makhluk hidup adalah air (Pecl, 1990).
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas atau dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.
3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu factor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.
4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter (Tebbut, 1992). Sifat ini memungkinkan unsure hara (nutrien) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.
5. Air memiliki tegangan permukaan tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya system kapiler, yaitu kemampuan utnuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya system kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrient dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap di permukaan air.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang saat membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organism akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3terjadi pada suhu 3,95o C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95o C, densitas air lebih kecil dari satu (Moss, 1993; Tebbut, 1992).
Ingin Donwload File .doc ? Click Disini
No comments:
Post a Comment
BILA ANDA MEMASUKKAN LINK HIDUP, MAKA AKAN OTOMATIS TERDELETE..