Seputar Dunia IT dan Fakta Unik Lainnya

Saturday 16 November 2013

Makalah Pengetahuan Lingkungan - Karakteristik Pesisir, Mineral, Air

Makalah Pengetahuan Lingkungan - Karakteristik Pesisir, Mineral, Air


      A.    KARATERISTIK PESISIR

Karakteristik dari ekosistem pesisir adalah mempunyai beberapa jumlah ekosistem yang berada di daerah pesisir. Contoh ekosistem lain yang ikut kedalam wilayah ekosistem pesisir adalah ekosistem mangrove, ekosistem lamun ( seagrass ), dan ekosistem terumbu karang. Dari ekosistem pesisir ini, masing masing ekosistem mempunyai sifat- sifat dan karakteristik yang berbeda beda.

Berikut merupakan penjelasan dari ekosistem pesisir dan faktor pendukungnya :

      1.      Pasang Surut

Daerah yang terkena pasang surut itu brmacam – macam antara lain gisik, rataan pasang surut. Lumpur pasang surut, rawa payau, delta, rawa mangrove, dan padang rumput (sea grass beds). Rataan pasut adalah suatu mintakat pesisir yang pembentukannya beraneka, tetapi umumnya halus, pada rataan pasut umumnya terdapat pola sungai yang saling berhubungan dan sungai utamanya halus, dan masih labil. Artinya Lumpur tersebut dapat cepat berubah apabila terkena arus pasang. Pada umumnya rataan pasut telah bervegetasi tetapi belum terlalu rapat, sedangkan lumpur pasut belum bervegetasi.


      2.      Estuaria

Menurut kamus (Oxford) eustaria adalah muara pasang surut dari sungai yang besar. Batasan yang umum digunakan saat sekarang, eustaria adalah suatu tubuh perairan pantai yang semi tertutup, yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan didalamnya ait laut terencerkan oleh air tawar yang berasal dari drainase daratan. Eustaria biasanya sebagai pusat permukiman berbagai kehidupan. Fungsi dari eustaria cukup banyak antara lain : merupakan daerah mencari ikan, tempat pembuangan limbah, jalur transportasi, sumber keperluan air untuk berbagai industri dan tempat rekreasi.


      3.      Hutan Mangrove

Hutan mangrove dapat diketemukan pada daerah yang berlumpur seperti pada rataan pusat, Lumpur pasut dan eustaria, pada mintakat litoral. Agihannya terutama di daerah tropis dan subtropis, hutan mangrove kaya tumbuhan yang hidup bermacam – macam, terdiri dari pohon dan semak yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Species mangrove cukup banyak 20 – 40 pada suatu area dan pada umumnya dapat tumbuh pada air payau dan air tawar. Fungsi dari mangrove antara lain sebagai perangkap sedimen dan mengurangi abrasi.


      4.      Padang Lamun (Sea Grass Beds)

Padang lamun cukup baik pada perairan dangkal atau eustaria apabila sinar matahari cukup banyak. Habitanya berada terutama pada laut dangkal. Pertumbuhannya cepat kurang lebih 1.300 – 3.000 gr berat kering/m2/th. Padang lamun ini mempunya habitat dimana tempatnya bersuhu tropis atau subtropics.

Ciri binatang yang hidup di padang lamun antara lain:
ü  Yang hidup di daun lamun
ü  Yang makan akar canopy daun
ü  Yang bergerak di bawah canopy daun
ü  Yang berlindung di daerah padang lamun


Berikut beberapa pandangan Karakteristik Pesisir menurut beberapa ahli :

                   I.            Menurut Depaertemen Pemukiman

Karakteristik wilayah pesisir menurut Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2001) ialah sebagai berikut :

1)Terdiri dari habitat dan ekosistem yang menyediakan barang dan jasa (goods and services) bagi komunitas pesisir dan pemanfaat lainnya (beneficiaries),
2)Sebagai backbone dari kegiatan ekonomi nasional,
3)Adanya kompetisi antara berbagai kepentingan,
4)Merupakan wilayah strategis, didasarkan atas fakta, antara lain :
a. Penyebaran penduduk terbesar (cikal bakal urbanisasi),
b. Garis pantai Indonesia 81.000 km pada 17.508 pulau (terbanyak di dunia),
c. Sumber daya masa depan (future resources) akibat ketersediaan wilayah darat yang semakin terbatas, dan
d. Wilayah pertahanan dan keamanan (perbatasan).


                II.            Menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin

Karakteristik khusus dari wilayah pesisir menurut Jan C. Post dan Carl G. Lundin (1996) ialah sebagai berikut :
  • Suatu wilayah yang dinamis dengan seringkali terjadi perubahan sifat biologis, kimiawi, dan geologis,
  • Mencakup ekosistem dan keanekaragaman hayatinya dengan produktivitas yang tinggi yang memberikan tempat hidup penting buat beberapa jenis biota laut,
  • Ciri-ciri khusus wilayah pesisir—seperti adanya terumbu karang, hutan bakau, pantai dan bukit pasir—sebagai suatu sistem yang akan sangat berguna secara alami untuk menahan atau menangkal badai, banjir, dan erosi,
  • Ekosistem pesisir dapat digunakan untuk mengatasi akibat-akibat dari pencemaran, khususnya yang berasal dari darat (sebagai contoh: tanah basah dapat menyerap kelebihan bahan-bahan makanan, endapan, dan limbah buangan),


       B.    KARATERISTIK MINERAL

Dalam suatu mineral ada beberapa macam karakteristik, diantaranya adalah :

I.  Warna

Warna dari mineral adalah warna yang terlihat dipermukaan dengan mata telanjang. Untuk mineral yang berwarna terang mungkin dipengaruhi oleh pengoloran, Adakalanya memperhatikan warna yang berangsur atau berubah. Jadi dalam hal ini, biasanya lebih bersifat umum dari pada sebagai petunjuk yang spesifik.

II. Kilap

Refleksi  dan  kilap  suatu  mineral  sangat  penting  untuk  diketahui. Beberapa  kilap  biasanya  dipergunakan  adalah  Gejala  ini  terjadi  apabila  pada  mineral  di  jatuhkan  cahaya sebagai  berikut :


  Ø  Kilap  Logam
Kilap  yang  dihasilkan  dari  mineral-mineral  logam  seperti : kalkopirit,  besi dan  platina.

  Ø  Kilap  Sub  logam
Kilap  yang  dihasilkan  dari  mineral  hasil  alterasi  sebelumnya, seperti  ilmenit,  mangan  dan  pyrite.

  Ø  Kilap Intan
Kilap  sangat  cemerlang  seperti  pada  intan  pertama.

  Ø  Kilap Kaca (Vitreous)
Kilap seperti pada pecahan kaca atau kuarsa.

  Ø  Kilap Damar (Resineous)
Kilap seperti damar, misalnya monasit.

  Ø  Kilap Lemak (Greasy)
Kilap seperti lemak, seakan - akan terlapis oleh lemak, misalnya nefelin.

  Ø  Kilap Mutiara (Pearly)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang - bidang belah dasar mineral.

  Ø  Kilap Sutera (Silky)
Kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral - mineral yang menyerap.

  Ø  Kilap tanah (Earthy) atau kilap Guram (Dull)
Biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kempal, misalnya bauksit.

III. Kekerasan

Kekerasan adalah suatu sifat yang ditentukan oleh susunan dalam dari atom-atom. Kekerasan adalah ukuran daya tahan suatu permukaan rata terhadap goresan. Jika suatu mineral dapat digores oleh mineral lain, maka yang belakangan ini dikatakan lebih keras dari mineral yang dapat digores tadi.
Kekerasan relatif telah dipergunakan dalam penentuan mineral sejak masa permulaan adanya mineralogi sistematik. Mosh (1822), telah mengadakan suatu penentuan mineral secara kualitatif  berdasarkan kekerasan mineral. Ia menentukan suatu skala relatif sebagai berikut :

Skala kekerasan MOSH

Makalah Pengetahuan Lingkungan - Karakteristik Pesisir, Mineral, Air



Setiap skala Mosh yang lebih tinggi dapat menggores mineral - mineral dengan skala Mosh yang lebih rendah. Berdasarkan penentuan skala kualitatif  dari kekerasan ternyata interval - interval pada skala Mosh hampir bersamaan, kecuali interval - interval antara 9 dan 10.

Untuk pengukuran kekerasan ini dapat kita pergunakan alat - alat yang sederhana, seperti kuku tangan, pisau baja, pecahan kaca dan lain - lain.


Alat - alat penguji kekerasan

Makalah Pengetahuan Lingkungan - Karakteristik Pesisir, Mineral, Air



Disebabkan oleh struktur kristal yang berbeda - beda pada berbagai arah, maka kekerasan mineral dapat pula berubah - ubah menurut arah kristalografinya.

IV. Belahan

Belahan adalah kenampakan mineral untuk membelah melalui bidang belahan yang rata, halus dan licin serta pada umumnya selalu berpasangan.

Belahan dapat dibagi menjadi :

      1. Belahan Sempurna (Perfect Cleavage) : ada bidang belahan dan mudah dibelah.
      Contohnya : Muscovite dan Biotit.
      2. Belahan Baik (Good Cleavage) : ada bidang belahan tetapi tidak mudah dibelah.
      Contohnya : Calcite, Ortoklas dan Gypsum.
     3. Belahan Tidak Jelas (Indistinc Cleavage) : bidang belahan seperti garis atau kenampakan striasi pada  bidang belahannya.
      Contohnya : Plagioklas.
      4. Belahan Tidak Menentu : tidak ada bidang belahan.
      Contohnya : Kuarsa, Opal dan Kalsedon.

V. Pecahan

Pecahan adalah kenampakan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata, tidak halus, tidak licin dan tidak teratur. Pecahan mineral dapat dibedakan menjadi 5, yaitu :

1) Pecahan Konkoidal (Conchoidal Fracture) : memperlihatkan gelombang yang melengkung dipermukaan, seperti kenampakan bagian luar kulit  kerang atau botol yang dipecah. Contohnya : Kuarsa.
2) Pecahan Berserat (Spilintery / Fibreous Fracture) : menujukan gejala seperti serat atau daging. Contohnya : Serpentine, Asbes dan Augit.
3) Pecahan Tidak Rata (Uneven Fracture) : menujukan kenampakan permukaan yang tidak teratur dan kasar. Contohnya : Garnet.
4) Pecahan Rata (Even Fracture) : Permukaan rata dan cukup luas dan cukup halus. Contohnya : Mineral Lempung (Bentonit dan Kaolin).
5) Pecahan Runcing (Hackly Fracture) : permukaanya tidak teratur, kasar dan ujungnya runcing - runcing. Contohnya : mineral kelompok logam native element, seperti emas dan tembaga.

VI. Streak/Cerat

Streak atau cerat adalah warna dari mineral ketika dalam keadaan bubuk. Hal ini dapat dilakukan uji coba dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan porselen atau keramik. Dapat pula menumbuknya tetapi hal ini jarang dilakukan karena akan membuat mineral menjadi hancur.


      C.     KARAKTERISTIK AIR

Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3 (Angel dan Wolseley, 1992). Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan gunung es (glacier). Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinu.

Sifat Air

Air memiliki karakteristik yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut (Dugan, 1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992).

1. Suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0C (32o F) – 100oC, air berwujud cair. Suhu 0o C adalah titik beku (freezing point) dan suhu 100o C adalah titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai, danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan; sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60% - 90% bagian sel makhluk hidup adalah air (Pecl, 1990).

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak menjadi panas atau dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat mencegah terjadinya stress pada makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik digunakan sebagai pendingin mesin.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan (evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu factor utama yang menyebabkan terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000 mg/liter (Tebbut, 1992). Sifat ini memungkinkan unsure hara (nutrien) terlarut diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.

5. Air memiliki tegangan permukaan tinggi. Suatu cairan dikatakan memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat membasahi suatu bahan secara baik (higher wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan terjadinya system kapiler, yaitu kemampuan utnuk bergerak dalam pipa kapiler (pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya system kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik, air dapat membawa nutrient dari dalam tanah ke jaringan tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan beberapa organisme, misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap di permukaan air.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang saat membeku. Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas (massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan mengapung di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah permukaan masih berupa cairan) sehingga kehidupan organism akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku. Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3terjadi pada suhu 3,95o C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95o C, densitas air lebih kecil dari satu (Moss, 1993; Tebbut, 1992).



Ingin Donwload File .doc ? Click Disini


No comments:

Post a Comment

BILA ANDA MEMASUKKAN LINK HIDUP, MAKA AKAN OTOMATIS TERDELETE..